Rekomendasi jawaban terbaik dari pertanyaan Anda yang diulas oleh IowaJournalist.org di bawah ini:
Jawaban:
Kelas: XII
Mata Pelajaran: Sejarah
Materi: Masa Penjajahan Belanda
Kata Kunci: Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan
Hasanuddin, Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Patimura, I Gusti Ketut Jelantik
Pembahasan:
1.
Sultan Ageng Tirtayasa
Sultan Ageng Tirtayasa adalah sultan dari
Kerajaan Banten yang memerintah pada tahun 1651-1683. Masa pemerintahannya
dianggap sebagai masa keemasan Kerajaan Banten. Pada masa ini, Banten menjadi
pusat perdagangan yang berniaga dengan pedagang dari Inggris, Denmark, China,
India dan negara lainya. Wilayah Banten juga meluas hingga Cirebon dan
Kalimantan.
Pada masa ini terjadi perebutan kekuasaan di
Nusantara antara Banten melawan Belanda (kongsi dagang VOC), karena keinginan
Belanda memonopoli perdagangan rempah-rempah.
Namun saat hendak menyerang VOC di Batavia,
Sultan Agung diserang oleh anaknya sendiri, yaitu Sultan Haji. Sultan Ageng
akhirnya ditawan dan diasingkan pada tahun 1683 ke Batavia, dimana dia
meninggal pada tahun 1685.
2.
Sultan Hasanuddin
Sultan Hasanuddin adalah pemimpin kerajaan
Gowa, di Makassar, Sulawesi Tenggara, dari tahun 1653 hingga 1669.
Pada masa ini, Makassar menjadi pusat
perdagangan di Indonesia bagian timur, dan karena itu Belanda ingin mengusai
pelabuhan ini untuk memonopoli rempah-rempah.
Belanda akhirnya melakukan politik devide et
impera (adu domba), sehingga berhasil mengalahkan Makassar dengan dibantu Arung
Palakka.
Akibat kekalahan ini, Sultan Hasanuddin harus
menandatangai perjanjian Bongaya, yang ditandatangani pada 1667. Hasil
perjanjian ini adalah perdagangan bangsa Eropa selain Belanda dilarang di
Makassar. Sultan Hasanuddin pun mengundurkan diri sebagai Raja Gowa dan
meninggal pada tahun 1670.
3. Imam
Bonjol
Imam Bonjol (lahir 1772 – meninggal 1864) adalah
peminpin kaum Padri di Sumatera Barat. Imam Bonjol memimpin kamu Padri yang
sedang berlawanan dengan kaum Adat, hingga akhirnya kaum Adat meminta bantuan
Belanda dan menyebabkan Perang padri pada tahun 1820.
Awalnya Belanda tidak bisa mengalahkan kaum
Padri, karena sebagian besar tentara Belanda sedang bertempur di Jawa melawan
Pangeran Diponegoro. Sehingga, Belanda pada tahun 1825 mengadakan perjanjian
damai dengan kaum Padri. Namun setelah Diponegoro ditawan, Belanda kembali
menyerang kaum Padri.
Belanda akhirnya berhasil menawan Imam Bonjol,
dan mengasingkannya hingga dia meninggal di Manado pada tahun 1864.
4.
Pangeran Diponegoro
Pangeran Diponegoro adalah tokoh yang melawan
penjajah Belanda dan kesultanan Yogyakarta yang dianggap sebagai boneka
Belanda. Perang Diponegoro ini dimulai tahun 1825, ketika Pangeran Diponegoro
melancarkan serangan terhadap kesultanan Yogyakarta dan Belanda. Saat itu Jawa
dikuasai Belanda dan ditindas oleh kebijakan Belanda yang sangat merugikan
rakyat maupun para bangsawan.
Perang berlangsung sengit karena Diponegoro
didukung banyak rakyat, namun Diponegoro tidak bisa mengalahkan Belanda karena
tidak bisa menaklukan kota Yogyakarta dan juga tidak bisa mengalahkan Belanda
yang menggunakan sistem benteng yang membatasi gerakan Diponegoro.
Perang ini berakhir tahun 1830 setelah Belanda
menipu Pangeran Diponegoro dengan ajakan berunding namun malah ditawan dan
dibuang ke Sulawesi.
5.
Kapiten Patimura
Thomas Mattulessy, dikenal sebagai Kapitan
Pattimura, adalah pemimpin perjuangan rakyat Maluku melawan Belanda. Pattimura
melawan Belanda setelah Belanda menguasai kembali Maluku dari Inggris pada
tahun 1816, seusai perang Napoleon.
Perlawanan Pattimura ini karena kebijakan
Belanda yang merugikan rakyat Maluku, terutama bila dibandingkan kebijakan
Inggris. Pattimura menyerang Benteng Duurstede dan menguasai benteng ini pada
16 Mei 1817. Namun kemudian dia tertangkap oleh Belanda dan dihukum mati.
6. I
Gusti Ketut Jelantik
I Gusti Ketut Jelantik adalah perdana menteri
Kerajaan Badung di pulau Bali, yang melawan upaya Belanda menaklukkan pulau
Bali. Sebagai pemimpin rakyat Bali, Jelantik melakukan perlawanan terhadap
ekspedisi Belanda di Bali yang diadakan pada tahun 1846, 1848 dan 1849.
Perlawanannya berakhir setelah dia kalah
perang, dan tewas saat diserang saat mengungsi ke Kintamani di Gunung Batur, di
wilayah Kerajaan Karangasem pada tahun 1849.
#IowaJournalist | #Indonesia | #PastiBisa | #PintarBelajar | #DuniaBelajar | #Pendidikan | #Sekolah | #AyoBelajar | #TanyaJawab | #AyoMembaca | #AyoPintar | #KitaBisa | #DuniaPendidikan #IndonesiaMaju
Sekian informasi yang dapat IowaJournalist.org rangkumkan tentang tanya-jawab yang telah kalian ajukan dan cari. Jika kamu membutuhkan informasi lainnya, silahkan pilih kategori Pendidikan.
Semoga rangkuman di atas bisa bermanfaat untuk teman-teman semua dalam mencari jawaban.